Bab
I
Pendahuluan
A. Latar
belakang
Himpunan
adalah sekumpulan objek atau benda dengan ciri-ciri tertentu. Objek atau benda
yang termasuk dalam himpunan ini disebut anggota / unsur / elemen himpunan.
Nama lain untuk anggota suatu himpunan adalah elemen / unsur. Permasalahan –
permasalahan yang berkaitan dengan himpunan antara lain : jenis – jenis
himpunan, operasi himpunan, hubungan antar himpunanan, hukum – hukum operasi
himpunan. Untuk menyatakan suatu himpunan, digunakan huruf kapital seperti
A,B,C dsb. Sedangkan untuk menyatakan anggota – anggotanya digunakan huruf
kecil seperti a,b,c,d dsb.
B. Rumusan
masalah
1.
Apa
saja jenis – jenis himpunan ?
2.
Bagaimana
hubungan antar himpunan ?
3.
Bagaimana
operasi himpunan ?
4.
Apa
saja hukum operasi himpunan ?
C. Tujuan
Agar
mahasiswa memahami apa saja jenis – jenis dari himpunan, serta mengetahui
operasi himpunan beserta hukum – hukum
operasi himpunan.
Bab
II
Pembahasan
A. Jenis
– jenis himpunan
1.
Himpunan
semesta { U } adalah himpunan semua objek yang sedang di bicarakan.
Contoh : misalkan U={
1,2,3,4,5 }, dan A
adalah himpunan bagian dari U, dengan
A = { 1,3,5 }.
2.
Himpunan kosong { } adalah himpunan yang
tidak mempunyai anggota.
Contoh : misalkan N
adalah himpunan nama – nama bulan dalam
setahun yang di awali dengan huruf C.Nyatakan N dalam notasi himpunan.
Penyelesaian:
Nama-nama bulan dalam
setahun adalah januari, februari, maret, april, mei, juni, juli, agustus,
september,oktober,november,desember. Karena tidak ada nama bulan yang di awali
dengan huruf C,maka N adalah himpunan kosong di tulis N= f
atau N= { }.
3.
Himpunan berhingga adalah himpunan yang
banyak anggotanya terbatas.
Contoh : Perhatikan
data untuk 110 mahasiswa sebuah asrama berikut
ini :

35 mahasiswa mengambil
jurusan PGSD (B)
20 mahasiswa mengambil
kedua-duanya
n (A U B) = n(A) + (B)- n (A ∩ B)
= 30 + 35 – 20
= 45

4. Himpunan
tak berhingga adalah himpunan yang jumlah anggotanya tidak terbatas.
Contoh
: Contoh : Q = {1,2,3,4,....}
Apabila
kita menghitung anggota bilang Q, maka proses perhitungan anggota Q tidak akan
berakhir. Jadi Q adalah anggota himpunan tak berhingga dan n (Q) = ~
B. Hubungan
antar himpunan
1.
Himpunan
bagian / subset.
A adalah bagian B (
ditulis A,B ), jika setiap anggota A merupakan anggota B.
Contoh : misal A =
{1,2,3}, dan B = {1,2,3,4,5,6}, maka A’B = {1,2,3}.
2. Himpunan
ekivalen
Himpunan A dikatakan
ekivalen dengan B ( A ( B ) jika banyak anggota A sama dengan banyaknya anggota
B.
Contoh
: misal A = { 1,2,3,4,5} dan B = { 3,4,5,2,1 } jadi dikatakan A ( B.
3. Himpunan
sama
Himpunan A = B jika
anggota A sama dengan B.
Contoh : misal A = {
1,2,3 } dan B = { 1,2,3 } maka dikatakan A= B.
4. Himpunan
kuasa / superset
Himpunan A superset B
(A) B ) jika setiap anggota B merupakan anggota A.
Contoh : misal A = {
1,2,3,4,5 } dan B = { 3,4,5 } jadi dikatakan A C B ={ 3,4,5 }.
5. Himpunan
lepas
Himpunan A dan B
dikatakan saling lepas ( A # B ) jika himpunan A dan B tidak mempunyai anggota
persekutuan.
Contoh : misal A = {
1,2,3 } dan B = { 4,5,6 } , A # B.
6. Himpunan
berpotongan / joint
Himpunan A dan B
berpotongan jika A dan B mempunyai anggota persekutuan dan anggota yang bukan persekutuan.
Contoh
: misal A = { 1,3,5,7 } dan B = { 3,5,7,9 } jadi dikatakan AnB = { 3,5 }.
C. Operasi himpunan
1. Gabungan
/ union
Gabungan himpunan A dan
B adalah himpunan yang terdiri dari anggota A ditambah B.
Contoh : A = { 1,2,3,4
} dan B = { 3,4,5,6 } maka A u B = { 1,2,3,4,5,6 }.
2. Irisan
/ intersal
Irisan himpunan A dan B
{ A ∩ B } adalah himpunan yang anggotanya merupakan anggota persekutuan A dan
B.
Contoh : A = { 1,2,3,4
} dan B = { 3,4,5,6 }, maka A ∩ B = { 3,4 }.
3. Selisih
Selisih himpunan A dan
B adalah himpunan yang merupakan anggota A tetapi bukan anggota B.
Contoh
: A = { 1,2,3,4,5,6 } dan B = { 1,2,3 }, maka A-B = { 4,5 }.
4. Komplemen
Himpunan koplemen dari
A {A’} adalah anggota himpunan semesta selain anggota A.
Contoh : S = {
1,2,3,4,5,6 } dan A = { 4,5,6 } maka A’ = { 1,2,3 }.
D. Hukum
Operasi himpunan
1.
Komunikatif
Sifat
komutatif irisan : A∩B = B∩A
Sifat
komutatif gabungan : AUB
= BUA
2. Asosiatif
Sifat asosiatif irisan :
A∩ ( B∩C ) = (A∩B) ∩C
Sifat asosiatif
gabungan : AU
(BUC)
= (AUB)
UC
3. Distributif
Sifat distributif
irisan terhadap gabungan : An ( BUC
) = ( A∩B )U(
A∩C )
Sifat distributif
gabungan terhadap irisan : Au ( B∩C
) = ( AUB
)∩(AUC
)
4. De
morgan
( A∩B )’ = A’ U
B’ menjadi (AUB)’
= A’ ∩ B’
( A∩B )’ = A’ U
B’
( AUB
)’ = A’ ∩ B’
5. Himpunan
ekuivalen
· n( AUB ) = n(S) – n(AUB)’
· n( AUB ) = n(A) + n(B) – n(A∩B)
· n( AUBUC
) = n(A) + n(B) + n(C)
– n(A∩B) – n(A∩C) – n(B∩C) + n(A∩C)
Bab
III
Kesimpulan
Himpunan memiliki
beberapa jenis, yaitu himpunan semesta, himpunan kosong, himpunan berhingga,
himpunan tak berhingga yang mana memiliki rumus dan cara penyelesaian yang
berbeda. Adapun hubungan antar himpunan adalah himpunan yang memiliki bagian
dalam satu kelompok bilangan dengan kelompok bilangan lain.
Operasi himpunan
juga memiliki beberapa bentuk, yaitu gabungan, irisan, selisih, koplemen yang
setiap bentuk memiliki ketentuan masing – masing sesuai. Operasi himpunan
memiliki hukum opersi himpunan yang memiliki sifat yang berbeda sesuai
bentuknya masing – masing.
Daftar pustaka
Sofian, Assauri.2011.Matematika
Ekonomi Jakarta: Karisma Putra Utama
Ma-dasar.lab.Gunadarma.ac.id (
sabtu, 15 september 2012 )
www.sribd.com ( sabtu, 15 september 2012 )
www.google.com ( sabtu, 15 september 2012 )
No comments:
Post a Comment