Disusun Oleh :
Kelompok
2 (PBS C)
- Nurul Hidayah
- Nurul
Khasanah
- Olifia
Firda
- Pranoto
IAIN SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2012 / 2013
BAB 2
SISTEM BILANGAN
Dalam matematika, bilangan-bilangan yang ada dapat
digolongkan sebagaimana terurai di dalam Skema 1 berikut :
Bilangan nyata dapat positif maupun negatif.
Bilangan khayal adalah bilangan yang berupa akar pangkat genap dari suatu
bilangan negatif. Perbedaan antara kedua jenis bilangan ini adalah bahwa
bilangan nyata mengandung salah satu ”sifat” secara tegas yaitu : atau positif
atau negatif, dan tidak kedua-duanya. Sedangkan bilangan khayal yang
mengandung kedua sifat positif dan negatif sekaligus, disebut bilangan
kompleks.
Contoh
bilangan nyata : 2;
-2; 1,1; -1,1
Contoh
bilangan khayal :
Pada
dasarnya setiap bilangan, positif ataupun negatif, jika berpangkat genap akan
selalu menghasilkan bilangan positif. Dengan demikian sukar sekali dibayangkan
bagaimana hasil akhir dari suatu bilangan negatif yang berada di bawah tanda
akar berpangkat genap. Oleh karenanya bilangan seperti itu dinamakan bilangan
khayal.
Bilangan rasional adalah hasil bilangan antara dua
bilangan, yang berupa bilangan bulat; atau berupa pecahan dengan desimal
terbatas, atau desimal berulang. Sedangkan bilangan irrasional adalah hasil
bagi antara dua bilangan, berupa pecahan dengan desimal tak terbatas dan tak
berulang, termasuk bilangan r dan bilangan e. Bilangan bulat adalah hasil bagi
antara dua bilangan yang hasilnya bulat, termasuk 0 (nol). Bilangan pecahan
adalah hasil bagi antara dua bilangan yang hasilnya pecahan dengan desimal terbatas
atau desimal berulang.
Berdasarkan pembatasan di atas, maka yang membedakan
apakah sesuatu bilangan tergolong bilangan rasional ataukah bilangan
irrasional ialah faktor ”keterbatasan” dan keberulangan” desimalnya. Adapun
perbedaan antara bilangan bulat dan bilangan pecahan (keduanya tergolong
bilangan rasional) kiranya sudah cukup jelas, sehingga tidak perlu lagi
diterangkan.
0,1402525 tergolong bilangan rasional
0,1492525393993999---- tergolong bilanganirrasional
0,149262626 tergolong bilangan rasional
Dengan menggunakan pendekatan teori himpunan,
pernyataan-pernyataan di bawah ini akan memperjelas pernggolong-golongan
bilangan tersebut.
- Semua bilangan
bulat adalah bilangan rasional, tapi tidak semua rasional berupa bilangan
bulat.
- Semua bilangan
pecahan adalah bilangan rasional, tapi tidak semua bilangan rasional
berupa bilangan pecahan.
- Semua bilangan
irrasional adalah bilangan berdesimal, tapi tidak semua bilangan
berdesimal adalah bilangan irrasional.
Selain jenis-jenis bilangan sebagaimana terurai pada
skema di muka, masih terdapat lagi tiga jenis bilangan yang menyangkut
bilangan bulat positif. Mereka adalah bilangan asli, bilangan cacah dan
bilangan prima.
Bilangan asli ialah semua bilangan bulat positif,
tidak termasuk nol. Seandainya himpunan bilangan asli kita lambangkan dengan
notasi A maka : A={1,2,3,4,5,.......................................... dan
seterusnya}
Bilangan cacah ialah bilangan bulat positif
atau nol. Jika himpunan bilangan cacah kita lambangkan
dengan notasi C, maka :
C={0,1,2,3,4,5.......................................
dan setersnya}
Bilangan prima ialah bilangan asli yang besarnya tidak sama
dengan satu dan hanya ”habis” (maksudnya bulat) dibagi oleh dirinya sendiri.
Jika himpunan bilangan prima dilambangkan dengan notasi P, maka :
P={2,3,5,7,11......................................
dan seterusnya}
- HUBUNGAN
PERBANDINGAN ANTARBILANGAN
Sekarang marilah kita bahas bagaimana bilangan-bilangan yang
saling berhubungan satu sama lain secara relatif. Dalam hal ini kita akan
bekerja dengan empat macam tanda ketidaksamaan, yang secara sepintas
sebenarnya sudah kita temukan pada sub-sub 1.2 di muka. Tanda-tanda
ketidaksamaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Tanda < melambangkan ”lebih kecil dari”
Tanda > melambangkan ”lebih besar dari”
Tanda ≤ melambangkan ”lebih kecil dari atau sama dengan”
Tanda ≥ melambangkan ”lebih besar dari atau sama dengan”
Bilangan-bilangan nyata mempunyai sifat-sifat hubungan
perbandingan sebagai berikut :
- Jika a ≤ b, maka - a ≥ -b
Sedangkan jika a ≥ b, maka -a ≤ - b
- Jika a ≤ b dan x ≥ 0, maka x. a ≤
x.b
Sedangkan jika a ≥ b dan x ≥ 0 , maka x. a ≥
x.b
- Jika a ≤ b dan x ≤ 0, maka x. a ≥
x.b
Sedangkan jika a ≥ b dan x ≤ 0 , maka x. a ≤
x.b
- Jika a ≤ b dan c ≤ d, maka a + c ≤ b + d
Sedangkan jika a ≥ b dan c ≥ d, maka a+ c ≥ b
+ d
Keberlakuan sifat-sifat di atas dapat dilihat dari
pembuktian pada contoh-contoh di bawah ini.
Untik sifat ke-1 :
Andaikan α = 4 dan b = 6, maka α <
b sebab 4 < 6 dan – α > -b
Sebab -4 > -6. Sedangkan
jika α = 8 dan b = 6, maka α > b
Sebab 8 > 6 dan – α < -b sebab -8 < -6;
Untik sifat ke-2 :
Andaikan α = 4 dan b = 6, serta x = 3, maka x. α
Sebab 3.4 = 2 < 3.6 = 18. Sedangkan jika α = 8 dan b= 6
serta x = 3, maka x. α > x.b sebab 3.8 = 24 > 3.6 = 18.
Untik sifat ke-3 :
Andaikan α = 4 dan b = 6, serta x = -3, maka x. α >x.b
Sebab (-3)4=-12>(-3)6 = -18. Sedangkan jika α = 8 dan b =
6
serta x = -3, maka x. Α < x.b sebab (-3) 8 = -24 <
(-3) 6 = -18.
Untik sifat ke-4 :
Andaikan α = 4 dan b = 6, serta x = -3, maka x. α >x.b
Sebab 4 + 5 = 9 < 6 + 7 = 13. Sedangkan jika α = 8 dan b
= 6 serta c = 5 dan d = 3, maka a + c > b + d sebab 8 + 5 = 13 > 6 + 3 =
9